Dampak negatif tayangan pengrusakan di TV
Sebuah dampak negatif tayangan mengenai tawuran ataupun Demo
yang ditayangkan di televisi bagi mental anak kecil sangat besar.
Sebuah televisi merupakan media elektronik yang dilihat atau dinikmati
oleh berbagai kalangan, mulai manula, dewasa bahkan anak kecil. Sebuah
alasan mengapa Orang tua lebih memilih untuk berlangganan sebuah acara
televisi adalah agar tidak terpengaruh oleh penayangan yang kurang baik
bagi anak mereka. Dengan perkembangan teknologi Informasi penayangan di
Televisi sekarang semakin tidak terkendali. Banyaknya acara dewasa
seperti dunia selebritis, kriminal dan sebagainya.
Sebagian saluran televisi tidak menyediakan tayangan untuk anak-anak
seperti film kartun atau dunia anak. Sebuah keprihatinan bahwa acara
televisi film kartun ditayangkan pagi hari saat waktu berangkat sekolah
atau waktunya belajar dan film kartun ditayangkan bukan ditelevisi
nasional yang tayangannya jernih hingga plosok.
Sebuah dampak yang saya lihat sendiri adalah seorang anak cenderung
untuk meniru apa yang dia lihat tanpa memikirkan akibat dari
tindakannya. Seorang anak yang ditinggalkan kedua orang tuanya bekerja
adalah sebuah sasaran empuk bagi dampak negatif tayangan televisi.
Tepat sekitar 5 bulan yang lalu di desa tetangga seorang anak remaja
sekolah SMA memperkosah seorang anak kecil berusia 4 tahun. Sungguh
ironis bangsa Indonesia ini anak muda yang seharusnya menjadi penerus
bangsa harus di penjara. Seorang anak kecil berusia 4 tahun harus
mengalami trauma mental cukup besar akibat dari rusaknya moral seorang
pemuda remaja. Siapa yang patut di persalahkan dengan kejadian ini??
Tepat seminggu yang lalu seorang anak kelas 3 SD melempari dan merusak
sekolahan tempat dia menuntut ilmu. Kebetulan anak ini tetangga saya,
rumahnya tepat disebelah kiri rumah saya. Kebetulan juga saksi mata
adalah paman saya sendiri. Saat itu sang anak melempari dan merusak
sekolah tempat menuntut ilmu sendirian. Paman saya yang kebetulan lewat
pulang kerja menegornya. Sang anak melarikan diri ke area persawahan.
Pamanku mengejarnya dan menanyainya. Ternyata alasannya cukup sepele,
sang anak menjawab denga nada polosnya.
Saya kesal kepada guru saya karena guru saya melerai, saat saya
bertengkar dengan teman saya tadi pagi, padahal kemungkinan besar saya
yang akan memenangkan perkelahian itu.
Sebuah keprihatinan yang sangat disayangkan seorang anak kecil duduk di
kelas 3 SD mampu melakukan tindak kriminal itu. Sebuah kemrosotan moral
anak-anak penerus bangsa yang di akibatkan oleh tekanan perekonomian
serta penayangan yang kurang baik bagi moral anak-anak. Jaman sekarang
gaji seorang kuli bangunan yang tidak seberapa dan tidak pasti itu tidak
bisa mencukupi kebutuhan hidup mengakibatkan seorang ibu harus ikut
berkerja untuk membantu mencukupi kebutuhan. Dampak terakhir adalah
kurangnya kasih sayang kepada seorang anak.
Akibat dari tindakan anak tersebut adalah dikeluarkan dari sekolah.
Pihak dusun dan pihak sekolah tidak tega untuk memperkarakan seorang
muridnya yang duduk di kelas 3 SD ini. Sehingga diputuskan untuk
mengeluarkan anak tersebut dari sekolah dan orangtuanya pun memaklumi
tindakan pihak sekolah ini melihat kerusakan parah yang dilakukan
anaknya.





0 komentar:
Posting Komentar